Ketika hati dan pikiran belum dapat berkata ‘iya’, amarah yang terus menyelimutinya
Tak mampu berkata jujur bahwa ku masih menyimpan kepahitan hati itu
Begitu marah hingga bertindak begitu apatis di luar kebiasaan pribadiku
Atau justru inilah diriku yang sebenarnya yang telah terkuak dan terbangun dari alam bawah sadarnya
Aku yang ada saat ini, adalah aku yang apatis yang tidak peduli dengan perbedaan persepsi manusia lain
Dulu aku begitu memuja kebersamaan dan toleransi tingkat tinggi
Memaknai bahwa setiap manusia memiliki hak pribadi untuk memilih pilihan hidupnya walau bertentangan dengan perspektif pribadiku
Tetapi aku yang ada saat ini, adalah aku yang apatis, yang sangat-sangat muak dengan segala perbedaan perspektif yang ada
Aku yang ada saat ini, tidak hanya apatis tetapi juga begitu konvensional
Tak mampu menerima pandangan baru di luar ketetapan pandanganku
Tak tahu hingga kapan aku menjadi manusia yang apatis, konvensional, dan aku pun tak tahu apakah keapatisan ini adalah tindakan yang tepat untuk menjaga ego ini.
Sebab aku hanya ingin apatis, sementara atau selamanya, entahlah…..